:untuk segala rindu ibu
Di matamu, mungkin jalanan terlampau ramai dengan
segala gemerlap andai, sedang kau selalu mengira bahwa
kasih sayang sudah menjelma selembar kertas iklan usang
atau bendera partai yang warnanya mulai pudar,
dan waktu terasa begitu buru-buru, Bu.
Banyak hariku habis dilahap jam kerja dan
hidup yang begitu-begitu saja. Jikalau kau tahu, Bu,
di kepalaku riuh menggema kidung asmaradana yang
kau senandungkan sebelum terlelap di pangkuan malam.
Aku tak ingin tawaku di sini ialah tetes sungai di wajahmu.
Barangkali, pertemuan ialah penantian panjang yang
sering kau rayakan menjelang bulan meredup di matamu.
Namun, andai kau tahu, Ibu. Seringkali diriku tersesat
pada suatu jalan pulang yang teramat panjang
Madiun, 2019
*)pada akhirnya, keluarga adalah tempat untuk berpulang