Candi Borobudur, salah satu warisan budaya dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, telah menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia. Setiap tahun, jutaan wisatawan domestik dan internasional mengunjungi candi ini untuk melihat keindahan arsitektur dan mempelajari sejarahnya.

Namun, perkembangan zaman juga membawa dampak negatif terhadap Borobudur. Wisatawan yang semakin banyak telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi udara di sekitar candi. Selain itu, banyak wisatawan yang tidak menghormati aturan dan norma yang berlaku di situs warisan budaya ini, seperti merokok, membuang sampah sembarangan, dan mengambil foto dengan cara yang tidak sopan.

Keluarga dan anak-anak di masyarakat sekitar, khususnya di Desa Wanurejo, juga merasakan imbas dari perkembangan zaman ini. Banyak anak-anak yang lebih suka menghabiskan waktu bermain game dan menonton televisi daripada belajar dan bermain di luar ruangan. Hal ini menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri secara maksimal.

"Sebelumnya, anak-anak kami lebih suka bermain di luar ruangan dan belajar tentang sejarah dan budaya, tapi sekarang mereka lebih suka menghabiskan waktu di depan televisi dan gadget," kata Ibu Sri, warga Desa Wanurejo.

Selain itu, perkembangan zaman juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Banyak hotel dan restoran yang dibangun di sekitar Borobudur, yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi udara. Hal ini juga menyebabkan harga tanah dan rumah di sekitar Borobudur meningkat, sehingga banyak warga lokal yang tidak mampu membeli atau menyewa rumah di daerah tersebut.

"Kami tidak setuju dengan pembangunan hotel dan restoran di sekitar Borobudur, karena hal ini hanya akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi udara," kata Pak Sutomo, warga Desa Wanurejo.

Namun, tidak semua pendapat masyarakat tentang hotel dan restoran di sekitar Borobudur negatif. Beberapa warga lokal juga melihat bahwa pembangunan hotel dan restoran dapat membawa dampak positif, seperti meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja bagi warga lokal.

"Kami setuju dengan pembangunan hotel dan restoran di sekitar Borobudur, karena hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja bagi warga lokal," kata Ibu Dewi, warga Desa Wanurejo.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah berusaha untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan mengimplementasikan berbagai program dan kebijakan, seperti pengelolaan wisata yang berkelanjutan, pendidikan dan kesadaran lingkungan, serta penegakan aturan dan norma yang berlaku.

Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, Borobudur tetap menjadi salah satu simbol kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Candi ini telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia, dan akan terus menjadi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang.

Dalam kata-kata penutup, Borobudur adalah contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi bangsa, namun juga memerlukan perhatian dan perlindungan yang serius untuk memastikan kelestariannya. Kita harus berusaha untuk mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap warisan budaya kita, dan bekerja sama untuk melindungi dan melestarikan Borobudur untuk generasi-generasi mendatang.

Kritik sosial yang dapat diambil dari cerita ini adalah:

- Perkembangan zaman yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan polusi udara di sekitar situs warisan budaya.

- Pembangunan hotel dan restoran di sekitar situs warisan budaya dapat membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal.

- Pentingnya kesadaran dan kepedulian ter