Bukan karena tak sayang, bukan karena tak peduli,
Namun hati menjerit, "Mana mungkin kubiarkan pergi?"
Setiap jalinan rasa, telah terukir begitu dalam,
Bagai akar kokoh, menghujam ke dasar kelam.
Mana rela kulepas genggaman erat ini,
Yang dalam dekapnya, kutemukan arti diri?
Mana rela kubiarkan senyum itu memudar,
Digantikan hampa, kehampaan yang membakar?
Setiap bisikan lembut, setiap tatapan mata,
Telah merajut mimpi, di setiap sudut jiwa.
Mana rela kubiarkan mimpi itu terbang sirna,
Terhempas badai waktu, tanpa bisa dicegah?
Mungkin takdir berkata lain, mungkin jalan berbeda,
Namun hati berbisik lirih, "Mana mungkin kurelakan dia?"
Ego mungkin membentang, logika mungkin bicara,
Namun cinta berteriak lantang, "Mana rela, selamanya!"
Biarlah waktu menjadi saksi, betapa besar rasa ini,
Yang enggan menyerah, pada perpisahan yang menyakiti.
Meski perih membayangi, meski air mata kan jatuh,
Di lubuk hati terdalam, "Mana rela" kan terus kukuh.