Perihnya menganga, cerita kelabu,
Jejak langkah suram, membekas di kalbu.
Namun kuusap air mata, yang sempat menetes pilu,
Kuraih benang cahaya, di antara sisa debu.
Perlahan kubalut luka, dengan kain keikhlasan,
Kusulam setiap nyeri, dengan untaian kesabaran.
Tak kubiarkan getir, terus merajam perasaan,
Kuukir harapan baru, dalam setiap anyaman.
Mungkin kini berdarah, jalan yang kutempuh,
Namun di setiap jahitan, semangatku tumbuh.
Serpihan impian lama, kembali kurangkuh,
Menjadi permadani indah, yang kan kukuh.
Matahari kan bersinar, setelah badai menerpa,
Pelangi kan membentang, setelah hujan reda.
Dengan hati yang теgar, asa kujaga,
Membalut luka lama, merajut bahagia.