Di riuhnya pasar pagi, kala mentari merekah,
Di antara tawar menawar, senyummu tiba-tiba merekah.
Matamu menangkap lesung pipit di pipiku yang merekah,
Sebuah sapa sederhana, awal cerita yang tak terduga.
Di sunyinya perpustakaan, di antara rak buku yang menjulang,
Kau temukan aku tenggelam, dalam kisah yang sedang menjelang.
Jari kita bersentuhan, saat meraih judul yang sama menjelang,
Sebuah percakapan singkat, benih rasa mulai menjelang.
Di ramainya konser malam, alunan musik menghentak jiwa,
Di tengah kerumunan insan, tatapan kita saling menyapa.
Energi yang berpadu, getaran yang tak bisa kupungkiri jiwa,
Sebuah tarian bersama, mendekatkan dua insan yang berbeda.
Di tenangnya taman senja, saat langit berwarna jingga,
Kau hampiri aku sendiri, di bangku kayu yang sederhana.
Kita berbagi cerita, tentang hari yang telah kita jaga,
Sebuah kebersamaan damai, menumbuhkan rasa yang terjaga.
Di puncak gunung yang tinggi, di hamparan awan yang putih,
Kau ulurkan tangan padaku, membantuku berdiri teguh.
Pemandangan yang membentang, menjadi saksi bisu yang jujur,
Sebuah keyakinan hadir, kaulah pelabuhan terakhir.
Di mana pun aku berada, semesta seolah bersekutu,
Menuntun langkahmu padaku, di setiap waktu.
Bukan kebetulan semata, pertemuan yang bertalu-talu,
Kau adalah jawaban doa, yang dulu kupanjatkan selalu.