Kupikir hadirmu kan genggam erat tanganku,
Menyusuri hari bersama, bahu membahu.
Kukira senyummu kan jadi pelita hidupku,
Menerangi setiap langkah, di suka dan keluh.
Namun ternyata, jalan kita tak searah,
Ada persimpangan takdir, yang tak bisa diubah.
Kau bukan dermaga akhir, tempat hatiku berlabuh,
Kau hanya pelayaran singkat, yang kini tlah jauh.
Meski begitu, tak ada sesal di relung jiwa,
Karena pernah kurasakan, indahnya jatuh cinta.
Terima kasih telah hadir, mewarnai hari biasa,
Memberikan rasa yang membekas, walau kini berbeda.
Terima kasih telah menjadi, bagian dari kisahku,
Menuliskan babak cerita, di lembar waktu.
Terima kasih telah menorehkan, kenangan di hatiku,
Walau kini hanya jejak, namun abadi kurindu.
Mungkin bukan sebagai teman hidup, kau hadir di sisi,
Namun sebagai guru berharga, tentang arti sebuah visi.
Tentang bagaimana mencintai, dengan segala emosi,
Dan bagaimana melepaskan, dengan hati yang terberi.
Kini kau pergi membawa, sebagian cerita indah,
Namun di sini kan kutulis, lembaran yang baru dan megah.
Terima kasih untuk segalanya, walau takdir kita berbeda arah,
Cinta yang pernah ada, akan selalu menjadi anugerah.