Ada jejak langkah, kian samar di kejauhan,
Ada senyum pudar, tak lagi jadi sandaran.
Ada cerita usai, tinggal kenangan perlahan,
Yang telah menjauh, biarlah menjadi kenangan.
Jangan lagi kau tanya, ke mana arahnya pergi,
Jangan lagi kau pinta, untuk kembali menepi.
Sebab ruang di antara, telah terisi sunyi,
Dan hati yang dulu berbagi, kini memilih sepi.
Seperti ranting patah, tak mungkin tumbuh semula,
Seperti air sungai surut, takkan kembali tiba.
Mungkin ada alasan, yang tak sempat terucap kata,
Mungkin ada takdir, yang tak bisa kita sela.
Biarkan angin membawa, sisa-sisa kebersamaan,
Jangan kau genggam erat, hanya menambah kepedihan.
Fokuskan pandangan, pada hari esok yang menanti kedatangan,
Ada mentari baru, yang siap menyambut harapan.
Mungkin sulit memang, menerima kenyataan ini,
Ada ruang kosong, yang terasa perih di hati.
Namun berdamailah dengan waktu, yang terus berlari,
Yang telah jauh, tak perlu lagi kau sesali.
Sebab hidup adalah perjalanan, dengan perhentian sementara,
Ada yang datang dan pergi, itu sudah kodratnya.
Peluklah semua rasa, jadikan pelajaran berharga,
Yang telah menjauh, biarlah menjadi bagian dari cerita.
Jangan lagi dipertanyakan, jangan lagi diminta,
Energi jiwa kan terkuras, sia-sia percuma.
Ikhlaskanlah dengan lapang dada,
Agar hati pun ringan, melangkah tanpa beban di jiwa.