Malam ini, bulan datang lebih dekat,
seolah ingin menyentuh wajahmu lewat cahaya.
Supermoon menggantung di langit,
tapi bagiku—cahayanya kalah oleh senyummu.
Angin berbisik di sela sunyi,
menyebut namamu pelan di antara bintang.
Aku menatap langit,
dan di setiap lembut sinarnya, aku melihatmu di sana.
Bulan itu membesar,
seperti rinduku yang tak tahu batas.
Setiap cahaya yang jatuh ke bumi,
seakan membawa pesan:
“Cinta ini tak pernah jauh, hanya menunggu untuk disapa.”
Dan malam pun jadi saksi,
bahwa saat Supermoon bersinar,
hanya satu yang kupinta pada semesta—
agar jarak antara aku dan kamu,
sedekat langit dan bulan malam ini.