Malam ini, bulan berdiri di perigee—
titik terdekatnya pada Bumi.
Ia tampak tiga belas persen lebih besar,
dan cahayanya, tiga puluh persen lebih terang dari biasa.
Namun keindahan itu bukan sekadar angka,
ia adalah dialog diam antara gravitasi dan cahaya,
antara jarak dan rasa yang saling mendekat.
Supermoon bukan hanya fenomena langit,
tapi juga metafora dari hati manusia—
kadang jauh, kadang mendekat,
namun selalu saling memengaruhi dalam diam.
Di bawah sinarnya, laut pun bergelora sedikit lebih tinggi,
dan mungkin,
begitu pula dada kita yang diam-diam pasang oleh kagum.