Sesungguhnya, langit itu mengikat awan.
Begitupun awan, yang mengikat hujan.
Dan akhirnya hujan, mengikat kita.
T'lah kubaca paragraf dirimu, bait demi bait, untukku mencoba mengait
semua kenangan sulit,
yang kudekap erat, rapat, hangat.
Jalanan sesak ini terasa sepi, kusesapi semua yang berhenti.
Karena kasih, sungguh hatiku tak ada disini, di kota ini.
Ia kau bawa, mengekor kemanapun kau pergi dan mengudara.
Sangat gelap di sini, kau tahu bahwa tak ada yang terang yang seterang pulang.
Asmarandahana mencuat begitu saja, tanpa aba aba.
Dan membuat dentuman tanpa jeda.
Mata yang terjaga, hati yang bersuara
Saat semua tepat, sesuai presisi, untuk berharap saling menatap.
Suasana ini sangat berbeda, semua asing dan menusuk
dari dalam hiruk pikuk,
dari keramaian nyaring yang memudar dan pengar.
Tenang lah, kau abadi tanpa noda, tersenyumlah selebar mungkin, aku menyukainya.
Kasih, disini hatiku beku
Setidaknya sampai nanti
Sampai
Nanti
Kita bertemu
dan hatiku meleleh lagi karenamu.
Malang, 25 Desember 2022