Tak ada satupun yang tahu, cinta seperti apa yang harus disematkan pada tubuh kekasih Jalan-jalan untuk menikahinya memanjang seperti waktu seperti pengabulan doa yang sengaja ditunda-tunda Tuhan yang keseringan bercanda Tak ada yang tahu, Kapan tepatnya perempu...
Wartawan: Mengapa begitu sibuk? Bupati: Setelah tragedi malam tadi, kuputuskan membangun gudang di halaman belakang tak luas, tapi muat separuh umurku menumpuk menunggu Wartawan: Masih ada waktu? Bupati: Tidak mungkin,...
Aku mengimani satu Tuhan yang baik Tapi. . . Apa tak mengapa, Apa Dia tak marah Jika mengajak dua perempuan dalam satu doa? (Tengah Jalan, 180218)
Di laut kecil matamu, kata-kata ingin menjadi ikan yang bisa berdoa Semoga saja matamu tak selalu asin karena luka Di laut kecil matamu, puisi-puisi ingin menjadi karang--rumah kata-kata Tempat terahasia untuk rasa Di laut kecil matamu, aku ingin karam Meneguk asin...
Awan di atas atap rumahmu sedang bercerita, bagaimana cara seorang biasa ingin bersamamu di segala musim yang ada Langit yang lama menatap jendela kamarmu sedang gelisah Mencari cara paling tabah, mencabut belati lelaki lain di dadamu yang luka Siklus memilikimu se...
Suatu malam, ketika gema kuasa terakhir dinyanyikan Tubuhku akan tetap berwujud kesunyian Dan sepotong rembulan di langit masih kunamai dirimu--nama sebelum kau gerhana sempurna Segerombol burung gereja dengan kaki-kakinya yang patah Akan menari terpincang-pincang d...
Dilihat dari sisi manapun—meski hitam Malam akan selalu keibuan Persis seperti perempuan yang kunamai kekasih Dengan tabah, ditimangnya tubuh rampok, begal dan koruptor Dengan dingin, dilengkungkannya bulan sabit, seperti senyum harapan para pembunuh bayaran calon...
(Mengenang cinta merpati Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie) "Padahal janda sepertiku tidak akan malu menerimamu kembali, bahkan kau datang persis seperti mata peluru saat revolusi pecah disini," Josephine menganggap dirinya sedang mendoakan keselamatan seorang l...
Siluet dari rona jingga tenggelam ke dasar kolam kaldu Bola-bola daging menjadi badut yang menari mengajakku bercanda Meyakinkanku bahwa sore ini begitu gurih Ketika kuah bening ini tak terlalu pedas karenamu Bukan, bukan Aku yang mungkin sedang canggung di dep...
Orang-orang lebih percaya takdir dari ramalan tangan dan ampas teh Sedang aku lebih memilih menebaknya sendiri, Tetimbang harus melewatkan pagi dengan banyak berharap Tak seperti lelaki kebanyakan, Yang menghibur sepi sendiri dengan permintaan-permintaan Yang mem...
Kata Amak, jerawat itu rindu Lalu aku pun tersipu-sipu Sebab aku merindukanmu—kau dan wajah mulusmu (Gorontalo, 140817)
Dingin melumat gelap kota Di punggung panggung dan tenda pesta Wanita-wanita seni memuntahkan suara-suara lagu Menikam telinga-telinga Dingin dan gelap kota yang sama, Beribu pasang tangan turut ramai berseni: Memungut iba Tuhan; merapal syair lapar Kepada mobi...
Sudah jadi lumrah di ujung pecah gelap; malam yang nyaris pagi Pena adalah penari yang mulai Gemulai bermain tinta di wajah kertas kesi Ada diam di tiap jinjit langkahnya, Menyirat kehitaman Menyurat cinta Yang selalu dapat kau baca dan tak dapat kau p...
Tubuhku terlalu tua dan tradisional Sampai-sampai kini punya sebuah mitos yang terkenal Bahwa semua anak-anak harapan yang pulang terlalu sore Pupus, tersesat dan hilang sebelum habis kau baca kembali Sejak itu Amak melarangku rindu Sebab membunuh diri sen...
Amak sedang sakit; Dan teringat kesunyian lebaran kemarin, Amak mulai menerka usia, Menghitung rintik demi rintik yang ditabungnya bertahun-tahun Berkodi-kodi Berharap cukup untuk menebus sebuah pertemuan dan pelukan Sebab hari ini adalah kepulangan, ...
Saat kota tidur, aku adalah satu-satunya kesunyian yang terjaga Menyaksikan malam lebih lama, lebih sepi Memerhatikan bagaimana manusia tidur dan bermimpi, Datang, pergi, Mati dan kembali Saat pagi, kala kota dibangunkan anak-anak matahari Kusaksikan cara ma...
(Kepada Viviana) Kau menggenggam merah dan cangkir teh yang kuseduh dengan kerelaan, Detak detik-detik arloji yang lamat kulahap di bangku penungguan Sedang namamu segan bermain harum rindu yang kuledakkan di dada, Kisah-kisah luka kau langgamkan, Melepasliar...
Cerita-cerita yang tercatat di kepalamu Sudah usang namun tak kunjung usai Anak-anak kalimat tersesat kemalaman mencari induk Sedang sang ibu juga sibuk Menelusuri lorong-lorong paragraf Tak juga mereka saling menemukan titik yang serasi denganmu Memang, s...
Tak ada satupun yang tahu, cinta seperti apa yang harus disematkan pada tubuh kekasih Jalan-jalan untuk menikahinya memanjang seperti waktu seperti pengabulan doa yang sengaja ditunda-tunda Tuhan yang keseringan bercanda Tak ada yang tahu, Kapan tepatnya perempu...
Wartawan: Mengapa begitu sibuk? Bupati: Setelah tragedi malam tadi, kuputuskan membangun gudang di halaman belakang tak luas, tapi muat separuh umurku menumpuk menunggu Wartawan: Masih ada waktu? Bupati: Tidak mungkin,...
Aku mengimani satu Tuhan yang baik Tapi. . . Apa tak mengapa, Apa Dia tak marah Jika mengajak dua perempuan dalam satu doa? (Tengah Jalan, 180218)
Di laut kecil matamu, kata-kata ingin menjadi ikan yang bisa berdoa Semoga saja matamu tak selalu asin karena luka Di laut kecil matamu, puisi-puisi ingin menjadi karang--rumah kata-kata Tempat terahasia untuk rasa Di laut kecil matamu, aku ingin karam Meneguk asin...
Awan di atas atap rumahmu sedang bercerita, bagaimana cara seorang biasa ingin bersamamu di segala musim yang ada Langit yang lama menatap jendela kamarmu sedang gelisah Mencari cara paling tabah, mencabut belati lelaki lain di dadamu yang luka Siklus memilikimu se...
Suatu malam, ketika gema kuasa terakhir dinyanyikan Tubuhku akan tetap berwujud kesunyian Dan sepotong rembulan di langit masih kunamai dirimu--nama sebelum kau gerhana sempurna Segerombol burung gereja dengan kaki-kakinya yang patah Akan menari terpincang-pincang d...
Dilihat dari sisi manapun—meski hitam Malam akan selalu keibuan Persis seperti perempuan yang kunamai kekasih Dengan tabah, ditimangnya tubuh rampok, begal dan koruptor Dengan dingin, dilengkungkannya bulan sabit, seperti senyum harapan para pembunuh bayaran calon...
(Mengenang cinta merpati Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie) "Padahal janda sepertiku tidak akan malu menerimamu kembali, bahkan kau datang persis seperti mata peluru saat revolusi pecah disini," Josephine menganggap dirinya sedang mendoakan keselamatan seorang l...
Siluet dari rona jingga tenggelam ke dasar kolam kaldu Bola-bola daging menjadi badut yang menari mengajakku bercanda Meyakinkanku bahwa sore ini begitu gurih Ketika kuah bening ini tak terlalu pedas karenamu Bukan, bukan Aku yang mungkin sedang canggung di dep...
Orang-orang lebih percaya takdir dari ramalan tangan dan ampas teh Sedang aku lebih memilih menebaknya sendiri, Tetimbang harus melewatkan pagi dengan banyak berharap Tak seperti lelaki kebanyakan, Yang menghibur sepi sendiri dengan permintaan-permintaan Yang mem...
Kata Amak, jerawat itu rindu Lalu aku pun tersipu-sipu Sebab aku merindukanmu—kau dan wajah mulusmu (Gorontalo, 140817)
Dingin melumat gelap kota Di punggung panggung dan tenda pesta Wanita-wanita seni memuntahkan suara-suara lagu Menikam telinga-telinga Dingin dan gelap kota yang sama, Beribu pasang tangan turut ramai berseni: Memungut iba Tuhan; merapal syair lapar Kepada mobi...
Sudah jadi lumrah di ujung pecah gelap; malam yang nyaris pagi Pena adalah penari yang mulai Gemulai bermain tinta di wajah kertas kesi Ada diam di tiap jinjit langkahnya, Menyirat kehitaman Menyurat cinta Yang selalu dapat kau baca dan tak dapat kau p...
Tubuhku terlalu tua dan tradisional Sampai-sampai kini punya sebuah mitos yang terkenal Bahwa semua anak-anak harapan yang pulang terlalu sore Pupus, tersesat dan hilang sebelum habis kau baca kembali Sejak itu Amak melarangku rindu Sebab membunuh diri sen...
Amak sedang sakit; Dan teringat kesunyian lebaran kemarin, Amak mulai menerka usia, Menghitung rintik demi rintik yang ditabungnya bertahun-tahun Berkodi-kodi Berharap cukup untuk menebus sebuah pertemuan dan pelukan Sebab hari ini adalah kepulangan, ...
Saat kota tidur, aku adalah satu-satunya kesunyian yang terjaga Menyaksikan malam lebih lama, lebih sepi Memerhatikan bagaimana manusia tidur dan bermimpi, Datang, pergi, Mati dan kembali Saat pagi, kala kota dibangunkan anak-anak matahari Kusaksikan cara ma...
(Kepada Viviana) Kau menggenggam merah dan cangkir teh yang kuseduh dengan kerelaan, Detak detik-detik arloji yang lamat kulahap di bangku penungguan Sedang namamu segan bermain harum rindu yang kuledakkan di dada, Kisah-kisah luka kau langgamkan, Melepasliar...
Cerita-cerita yang tercatat di kepalamu Sudah usang namun tak kunjung usai Anak-anak kalimat tersesat kemalaman mencari induk Sedang sang ibu juga sibuk Menelusuri lorong-lorong paragraf Tak juga mereka saling menemukan titik yang serasi denganmu Memang, s...