jengah,
prosa dan puisi membuatku lemah, sudahlah lemah melahirkan lara,
perasaan bersalah disusul amarah, salah karena mengabadikan luka, metafora tak cukup menggambarkan rasa.
syukur aku memiliki pandangan yang berbeda,
kusimpan semuanya, agar memikirkanmu lebih mudah.
dan,
maaf-jangan harap adanya utopia.