Tepis jauh-jauh pikiran mu! Bahwa Ia akan menjadikanmu seorang istri, Sekar. Mungkin memilihmu adalah hasil dari kegalauan nya, keputusasaannya. Dia seorang lelaki yang dikelilingi harta namun miskin kasih sayang sejak lahir.
Ibunya bercerai dengan ayahnya yang dirasa tak menarik lagi. Setelah perceraian itu berhasil, ibunya pergi bekerja sebagai TKW di luar negeri. Dan entah bagaimana kabarnya kini. Beritanya ia tak mengakui anaknya lagi. Bagaimana kau bisa punya mertua semacam itu? Bayangkan, bagaimana?
"Kau tahu kan, bagaimana Ia berperilaku sangat liar? Terkadang juga kasar?"
Benar. Tapi aku sering menjumpainya, ia sangat penyayang ketika bertemu anak kecil.
"Mata anak kecil dan orang besar memiliki sihir yang berbeda. Mereka, anak kecil, belum punya dosa yang dihitung, sehingga senakal apapun, mata mereka berhasil menyihir orang-orang untuk jatuh cinta kepada mereka. "
Lalu bagaimana dengan orang besar?
Jika beruntung, lewat mata saja kau bisa menemukan jodohmu. Terkadang kau berpaling muka, karena bertemu wajah yang tidak menyenangkan. Misal orang dengan wajah judes. Padahal sifat asli mereka tidak kita ketahui. Tapi dari wajahnya kita menilai, orang itu orang judes.
Mungkin dengan menikahimu, ia akan mendapatkan tulusnya kasih sayang ibu dari ibumu. Ibumu yang dikenal penyayang kepada siapapun.
Mungkin dengan menikahimu ia akan mendapat seseorang yang rela berbakti kepada suaminya sekaligus mengurus bapak mertua yang lumpuh. Karena kau dikenal sebagai wanita yang ulet, sabar dan penyayang.
Mungkin menikahimu bukan sebuah keberuntungan di mata banyak orang. Mungkin mereka akan menyayangkan pernikahan yang begitu gelap dan menyedihkan. Pernikahan demi harta dan takhta semata.
Siapkan jawabannya mulai dari sekarang Sekar! Bisik seseorang
" Apakah kau bercanda Aji? Bukankah kita sama-sama orang yang pekok dan keras kepala? Bayangkan, bagaimana jadinya bila kita berumah tangga nanti. Kamu ini ada-ada saja"
Aji hanya berdiri mematung sembari mengenggam sebuah buket cantik yang Ia sembunyikan di balik punggungnya.
