Hilang arah memang tak indah, sama halnya dengan kehilangan inspirasi.
Aku tidak menyesali hilangnya mata gemas dan senyum manis itu dari hati dan otakku. Justru aku seperti sudah sangat menunggu momen ini, akhirnya.
Hanya saja, aku tetap merasa kehilangan.
Apalagi ketika kembali membaca tulisan-tulisan iseng yang sedikit mengarah ke si inspirasi itu, rasanya aku ingin kembali menggebu dalam menuangkan ide menulisku.
Kita benar-benar sudah ikhlas (sepertinya).
Yang dulu kerap bertutur manis dan memberi sapa sayang (eh sapa salam), kini hanya sebatas menilik "status update" disosial media kesayangan.
Aku hanya saja merindu esensiku mengekspresikan perasaan pada tulisan.
Ah sudah, bukan lagi waktunya untuk menyesali.
Mari bergulat dengan masa depan yang serba tidak pasti.
Baik-baik disana ya Mas (Mbak), hadirmu sangat ku syukuri. Karena sempat menjadi topik menohok di tulisan-tulisan gaje-ku.