oranment
play icon
Mawar Pertamanya
Cerpen
Kutipan Cerpen Mawar Pertamanya
Karya ludvillaelza
Baca selengkapnya di Penakota.id

"Memang masih ada bunga matahari?"

"Lho, ya masih lah"

"Kamu suka?"

"Suka sih"


Esok hari pesan masuk. Lelaki yang kerap ku sapa Belanda itu berkata hendak menunaikan nadzar pada Bapak baik hati yang sukarela membantu proses penyeberangan di Semarang bagian atas sana.


"Kamu nggak usah ikut ya" ucap si Belanda. Tanpa ragu aku mengiyakan lalu kembali menarik selimut melanjutkan tidur yang semalam terbengkalai karena asam lambung.


Beberapa jam berlalu, Belanda tidak memberi kabar.


"Kamu mampir-mampir dulu, ya?" tanyaku.

Lalu singkat ia bercerita bahwa ia gagal menemukan Bapak baik hati dan sedang membeli minum.


"Kok lama ya, padahal dia ngajak sarapan bareng" dalam hati aku bermonolog.


Beberapa saat kemudian, ada suara mengetuk pintu.

Belanda tiba dengan membawa plastik belang berisi mawar warna-warni.


"Buat kamu, maaf seleraku belum oke karena ini kali pertama aku membeli bunga untuk perempuan"


Aku tidak bisa berkata-kata.

Belanda, lelaki yang hampir tidak pernah memiliki sisi romantis itu tiba-tiba memberi ku bunga.


Betul, sebelumnya aku pernah berucap tidak suka diberi bunga. Tapi, lambat laun aku kerap membeli bunga untuk diriku sendiri. Aku bahagia melihat cantiknya mawar.

Ternyata Belanda diam-diam menyadari kesukaanku.



Bukan hanya menyoal bunga, lebih ke soal beberapa hal yang jelas ku pahami bukan menjadi kebiasaannya perlahan rela ia lakukan tanpa aku minta.


Ia yang dulu hanya membalas pesan singkat dengan typing text yang kurang tampan, lambat laun mau menyesuaikan.


Ia yang teramat menggebu dalam berucap, perlahan berkenan melembutkan suara.


Ia yang dulunya hampir tidak pernah mengucap kalimat sayang, perlahan mulai terbiasa mengungkapkan perasaannya.


Aku, yang saban hari kerap mengamuk juga merajuk untuk hal-hal yang tidak jelas.


Aku, yang kerap kali memusingkan diri karena pikiranku sendiri.


Aku, yang tidak jarang rewel dan banyak menuntut. Berakhir malu.


Belanda memang punya cara tersendiri untuk rasa sayangnya.


"Kalo aku lagi jauh dari kamu, kamu berharapnya aku gimana?" tanyaku.

"Aku mau kamu sehat, senang dan gak menyiksa diri untuk hal-hal yang gak perlu. Aku mau kamu jadi dirimu sendiri. Aku suka kamu jajan makanan favoritmu. Pokoknya aku pengen kamu sehat dan bahagia selalu"



Beberapa hal jika dilihat dari kacamata ideal memang masih teramat jauh dari kata sempurna.


Kami kerap beradu argumen. Kami kerap bersitegang. Kami pun kerap saling salah paham.


Namun, jika kembali diresapi bahwa sebetulnya kasih sayang bukan menyoal sesuatu yang ideal. Melainkan soal dua insan yang lagi dan lagi berkenan saling mengupayakan.


Belanda dan aku, adalah dua manusia yang teramat berbeda namun kami saling bertoleransi.


Kami tak tahu masa depan. Yang jelas, kami bersyukur untuk hari kemarin juga hari ini bahwa kami masih dipayungi kasih sayang yang sama.


Terimakasih Belanda, untuk apapun hal yang sudah kita lewati dan lakukan bersama.


Love you more, Belanda-ku.

Aku tahu kamu love aku hehe.

calendar
16 Oct 2024 16:21
view
3
wisataliterasi
Gemah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah
idle liked
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig