Wajah serius yang hanya bisa ku pandangi lewat media digital.
Hallo!
Sudah sekian waktu kita tak bersua.
Bagaimana bisa?
Kau asik mencumbui apa yang di depanmu, sedang aku hanya menempel di punggungmu.
Begitu banyak kenyataan yang ku tahu.
Tapi rupanya itu hanya secuil jejak yang kemudian terhapus ombak.
Semendalam inikah perasaanku?
Aku lari, lalu engkau buang muka.
Tapi sejauh mana aku lari dan benci, bayangmu masih menghantui.
Bagaimana bisa kau mengeja rindu, sedang rinduku hanya bait semu yang tak nampak.
Ayo kembali berdebat. Setidaknya, asumsimulah yang terkadang membuatku tersentil geli.
Sayang