Belenggumu membuat ku rindu.
Benar, ini rasa suka yang teramat bodoh. Benar-benar sebuta itu.
Dari cubit yang ku sambit dipundakmu, di sana ada ribuan kesal dan jengkel yang berpadu.
Pun, sesekali ketika kau melihat ke arahku.
Sungguh, aku tak bisa membendung rasaku.
Aku kesal. Aku kesal karena meski dadaku tak lagi berdegup, ada sisa rasa yang tak bisa ku binasakan.
Ucapmu yang kerap ku sangkal, mungkin hanya ilusi yang meminta kau tetap tinggal? Di seperempat waktu yang ku minta berhenti berputar?
Sungguh bodoh.
Teramat bodoh.
Meski tiada sisa belenggu rasa, tapi ku yakin sedikit bayangmu masih ada.
Paduan salah dan menyalahi yang cukup rumit.
Memaksa kita terdiam dan memilih beranjak.
Dari sisa senyum yang aku sendiri samar.
Kau dan aku tak lagi sama.
Sangat sulit menjadi seirama.
Kesal.
Aku harus apa untuk menghapusmu?
Pergi, tolong pergi.
Kembalilah dengan rasa yang murni,
mengerti dan menghargai.
Jika memang kau hendak.
Blora, 31 Agustus 2019.