Hari yang dulu sempat ku bayangkan. Menantikan momen bisa bersama. Pada akhirnya terwujud tanpa terencana.
Spontan.
Kami berdekatan dengan jarak yang bahkan jauh dari perkiraan. Sabtu malam, aku duduk dibelakangmu hanya berselang jarak beberapa cm.
Lalu, malam ini (malam senin) kau duduk di belakangku, meski sedikit menyerong.
Ku nikmati sayup-sayup matamu yang gemas karena tersenyum dan tertawa itu. Sesekali kita saling bermain senyum, seakan kode bahwa kita menertawai hal yang sama.
Sungguh indah, meski tanpa harapan yang sama.
Perlahan, aku mencoba pasrah dengan apapun skenario Tuhan. Mau Diapain saja, aku ikut. Asal Tuhan tidak marah.
Rasa syukur ku panjatkan, bahwa aku masih bisa menikmati hal indah yang dulu kerap ku mimpikan.
Setelah sekian waktu, berboncengan denganmu memang hal yang manis.
Aku bahagia, sesederhana ini.
Meski harapan tak lagi menggebu, aku tetap menyayangimu.
Manis terkenang bersamamu mas Bambang.
Inspired from the true story of Andareeza.