oranment
play icon
Kakekku Pahlawanku
Kutipan Cerpen Kakekku Pahlawanku
Karya mohammadizzetiroqi
Baca selengkapnya di Penakota.id


Tik…..Tik…..Tik
Diriku terbangun pas pada 06:00 pagi. Tiada yang aku dengar selain bunyi rintikan hujan yang jatuh setetes demi seteses menghujam atap rumahku yang terbuat dari seng. Dan juga suara kakek yang sedang memangil namaku untuk sarapan “ ali..ali ayo nak sarapan” “iya kek” jawabku
Ali jadniko itulah namaku. Orang-orang biasa memanggilku ali. Aku tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil dan jauh dari perkotaan. Orang-orang luar menyebut desaku dengan sebutan desa Seribu Sawah, tepatnya sebuah desa yang berada di pedalaman di salah satu kecamatan di daerah Jawa Barat. Daerahnya yang amat mendalam dan juga karena salah faktor para masyarakat pribumi yang menolak akan kehadiran kemajuan teknologi, sehingga nuansa akan pedesaannya tetap terjaga hingga sekarang.
sawah-sawah yang bergelombang, pohon-pohon yang amat rindang, dan bukit-bukit yang berjejer menambah panorama desa kami dan menjadikan kota kecil kami ini terlihat lebih sejuk dan lebih tenang. Di desa aku tinggal bersama kakek dan nenekku, orang tua asliku meninggal dunia ketika usiaku memasuki angka lima tahun, sehingga menjadikan aku seorang anak yang yatim piatu.
Namun hal itu tentu tidak membuatku patah semangat untuk belajar. Walaupun orang tuaku sudah tiada tapi, aku masih memiliki keluarga yang terus mendorongku untuk maju dan maju. Mereka yang ku anggap sebagai pengganti orang tuaku, membuat jalan fikiranku masih jernih. Aku pun berfikir bahwa aku masih mempunyai mereka, orang yang ku anggap sebagai orang tuaku pengganti dari ayah dan ibuku.
orang tua yang belum sempat aku bahagiakan karena keadaan dan takdir yang tidak memihak kepadaku. Sehingga kakek dan nenekkulah yang harus ku bahagiakan hatinya, selaku orang yang telah merawatku dan menyekolahkanku dari kecil hingga aku sampai di bangku mahasiswa sekarang ini.
Aku sekarang duduk di bangku perkuliahan dengan mengambil jurusan kedokteran di Universitas Indonesia. Salah satu kampus elite dan terfavorit yang berada di indonesia, lebih tepatnya kampus tersebut berada di daerah DKI Jakarta. Menurutku sih aku bukanlah sosok yang pintar dalam segala bidang. Namun karena ketekunan dan tekadlah serta dorongan dari orang-orang terdekatku, membuatku berani untuk terus melangkah menyusuri sengitnya dan ketatnya persaingan. Sehingga, kalian mendapatkan diriku yang sedang kuliah di salah satu kampus terbaik di indonesia dengan tittle beayasiswa dari pemerintah melalui bidik misi.
Tahun demi tahun, semester demi semester telah aku lewati. Tak terasa sudah enam tahun lamanya aku mengenyam di bangku perkuliahan. Dan kini sampailah di masa yang sudah di tunggu-tunggu oleh para calon-calon pengabdi masyarakat, yaitu wisuda yang merupakan tahap akhir bagi seorang mahasiswa seperti kami. Dari enam tahun itulah aku menemukan banyak hal tentang kehidupan, berawal dari cinta, kerja keras, pengorbanan dan sebagainya.
Aku mempunyai seorang teman yang begitu akrab denganku, dan dia seorang wanita. Dulu aku terkenal akan sifat yang cuek, dan juga pemalu terhadap wanita. Tapi, entah kenapa semenjak aku akrab dengannya, aku merasa sifat yang sudah ada pada diriku kini hilang secara perlahan. Apakah karena aku yang lupa akan sebagian diriku, ataukah karena aku yang terlalu nyaman dengannya sehingga aku melupakan sebagian diriku. Dan berawal dari itulah aku mengenal sebuah kata cinta pada pandangan pertama dan merasakan sakit hati untuk pertama kalinya.
Dialah sosok yang bernama Siti Aisyah. Aku memanggilnya aisyah dan kebetulan dia berasal dari daerah yang sama denganku sehingga memudahkanku untuk berkomunikasi dengannya. Dan dia termasuk salah satu orang yang juga terus mendorongku untuk maju dan maju. Dan dari dia aku menemukan sebuah rasa nyaman yang tidak pernah aku rasakan dari wanita manapun. Menurutku orangnya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi. Ya menurutku sih pas bagi seseorang yang tidak memandang dari segi fisik.
Kisah perkenalanku dengannya berawal enam tahun yang lalu. Ketika aku tidak sengaja menabrak dirinya di ruangan perpustakaan. Sehingga dia terjatuh kesamping. Lantas aku yang merasa sudah bersalah, langsung mengulurkan tanganku dan meminta maaf padanya. “ma..af aku tidak sengaja” ujarku padanya “iya tidak apa-apa lagian aku juga yang kurang fokus ketika berjalan” ucapnya sambil membersihkan debu yang menempel di punggungnya. Aku pun memperkenalkan diriku padanya “perkenalkan namaku ali jadniko, kamu bisa memanggilku ali.” “namaku siti aisyah, kamu bisa memanggilku aisyah” ujarnya padaku.
Dari situlah sepenggal kisah pertemuanku dengannya. Dan dari pertemuan itulah entah mengapa aku merasakan suatu hal yang berbeda dari sebelum aku mengenal dirinya. Detak jantungku yang berdetak secara tidak karuan di saat berjabat dengannya dan aku yang sering senyum sendirian bila harus teringat wajahnya, membuatku merasa seakan akan aneh. Mungkin ini yang katanya orang-orang disebut-sebut sebagai cinta pandangan pertama.
Hari demi hari telah aku lewati bersamanya, kami yang awalnya tidak akrab, tak terasa lama kelamaan kami mulai akrab satu sama lain. Mulai dari ngumpul bareng, jalan bareng, ngerjain tugas bareng, pokoknya serba bareng deh. Dan siapa sangka dari serba bareng itulah aku pun merasa sangat nyaman bila di dekatnya. Sehingga rasa kagumku dan rasa sukaku padanya pun berubah menjadi rasa cinta yang sangat dalam.
Memasuki semester tiga. ketika dia akan hendak pulang, aku pun menyapanya “aisyah…asiyah” teriakku padanya “iyaa liii ada apa ? “kamu mau pulang taa” “iya aku mau pulang mangnya kenapa?” katanya dengan nada pelan “endak cuman nanya akunya ma.., niatku sih mau ngajak kamu makan ke warung” kataku sambil garuk-garuk kepala karena malu“oalah gitu taa, ok deh gapapa aku ikut lagian aku laper nih tadi, belum sempat makan soalnya” “sama kalo gitu, ayo kita berangkat”.
Kami pun berangkat ke warung yang tidak jauh dari kampus kami kuliah, sesampainya disana kami pun memesan beberapa makanan dan juga beberapa minuman. Maklumlah sebagai mahasiswa kami tentunya harus tahu memanage uang, agar kebutuhan kami bisa terpenuhi seluruhnya. Sehabis makan kami pun masih berbincang-bincang tentang segala hal yang menurut kami menarik untuk di bahas. Hingga aku pun memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang ada di lubuk hatiku tentangnya “syah…aku boleh jujur endak ama kamu “gumamku padanya “iya liii jujur aja gapapa kok” “beneran nih tapi jangan marah yaa” “ iya lii aku gak bakalan marah kok, tenang saja “ dengan nada penasaran “sebenarnya sejak aku bertemu kamu di perpustakaan entah mengapa aku dah mulai suka ma kamu syah” ujarku padanya dengan kepala sambil menunduk.
Aisyah yang saat itu langsung tidak percaya dengan apa yang sedang di dengarnya dan sekaligus terkejut karena orang yang selama ini dia sukai juga menyukai dirinya. Dan tanpa ragupun aisyah pun menjawab dengan nada yang sangat pelan “iyaaa lii..sebenarnya aku pun demikian, entah mengapa awal dari pertemuan kita di perpus itu menyisakan rasa rinduku padamu, dan aku pun berfikir bahwa aku menyukai kamu. Namun aku malu untuk mengungkapkannya”. Aku yang mendengarnya saat itu seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan aisyah padaku. Aku tidak menyangka bahwa wanita yang selama aku sukai, mempunyai perasaan yang sama.
Sehabis makan dan berbincang-bincang kami pun langsung bergegas pulang, namun sebelum itu aku meyakinkan dirinya bahwa aku akan setia padanya sampai takdir memperjelasnya “ aisyah..aku cuman mau bilang ke kamu, aku akan setia ke kamu dan kamu tidak usah menghwatirkan aku okay. Aku tidak akan berpaling dari kamu kok” ucapku padanya sambil meyakinkan dirinya “iyaa lii aku percaya ke kamu. Sebaliknya aku pun akan melakukan hal yang sama denganmu, dan semoga tuhan mempertemukan kita kelak yaa” ucap aisyah dengan nada berharap “amiiiiiiiiinnn” jawabku
Dan kini, kami pun diwisuda di kampus yang sama dengan jurusan yang sama yaitu kedokteran. Orang tua kami masing-masing pun memenuhi undangan yang disampaikan oleh para rektor-rektor kami. Aku pun lulus dengan predikat nilai yang sempurna, begitupun dengan aisyah. Sehingga tidak berselang lama aku pun di tawari sebuah pekerjaan di sebuah rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh dari desaku. Sehingga apabila ditempuh dengan sepeda motor akan menghabiskan waktu sekitar dua jam. Sedangkan apabila di tempuh dengan mobil sekisaran dua jam setengah dan tiga jam untuk sampai di tempat kerjaku.
Satu bulan berikutnya akupun diangkat menjadi PNS. Kakekku dan nenekku yang mendengar tentang pengangkatanku menjadi PNS sangat bahagia. Karena aku bisa menjadi PNS tanpa harus mengeluarkan uang serupiah pun.
Disamping itu hubunganku dengan aisyah pun semakin dekat, walaupun kami sibuk dengan urusan masing-masing tapi kami masih sempat untuk menghubungi satu sama lain. Walaupun itu hanya sekedar untuk menanyakan sebuah kabar. Lantas aku yang sudah merasa yakin dengannya memberanikan diri untuk memberitahu ke kakekku tentang dirinya dengan harap mendapat restu darinya.
“kek ali mau ngomong sesuatu “ “mau ngomong apa nak ngomong aja” “kek sekarang ali kan sudah besar, dah mandiri dan ali berpikir bahwa sudah saatnya untuk ali mencari pendamping hidup” ucapku pada kakek “iya liii betul itu, tapi apakah kamu sudah menemukannya nak “tanya kakek padaku “iya kek ali sudah ada, dan dia teman sekampus ali kek, kalo tidak salah dia orang sini juga kek” jawabku pada kakek “owhh gitu nakk, iya gapapa kakek setuju jika menurutmu itu baik bagimu kakek setuju aja” “iya kek maksih, ali hubungi dia dulu ya kek soal ini loh kek” “iyaa nak sana hubungi” ujar kakek padaku dengan nada senang.
Aku pun langsung menghubungi aisyah dengan segera dengan cara menelponnya. “ halo Assalamu’alaikum” “Wa’alaikum salam Wr.Wb” jawab aisyah “oh iya syah ini ada yang mau aku omongin nih penting banget pokoknya” “iyaa lii ada apa”ucap asiyah dengan nada penasaran “gini syah aku barusan berbincang-bincang dengan kakekku, dan aku pun bilang ke kakek bahwasanya aku akan ngelamar kamu, dan kakekku pun setuju” ujar ali dengan nada senang.
Aisyah pun saat itu langsung terkejut dengan apa yang dikatakan ali, bukan karena aisyah tidak mau dengan ali. Melainkan aisyah sudah di jodohkan dengan orang lain oleh orang tuanya. Dan aisyah belum memberitahu ali tentang semua itu, aisyah takut menyakiti perasaan ali. Dan dengan nada yang di iringi dengan tetesan air mata yang mengalir deras. aisyah pun memberanikan diri demi member tahunya “ liii… maafkan aku lii “ ucap asiyah.
Ali yang pada saat itu mendengar tangisan aiysah langsung bertanya “kamu minta maaf kenapa syahh” “maafkan aku yang tidak bisa memenuhi janjiku lii, disaat aku baru sampek di rumah, aku diberi tahu oleh ayahku bahwa aku sudah di jodohkan, maafkan aku lii”ucap asiyah dengan di irigin tangisan yang menjadi-jadi “lalu lantas mengapa kamu tidak menolaknya syah” ucap ali dengan nada seakan tidak percaya “ maafkan aku lii, ini bukan kehendakku lii melainkan kehendak orang tuaku dan aku tidak bisa apa-apa lii, ”ucap aisyah dengan nada menyesal. Mendengar itu semua ali pun langsung mematika handponnya dan menangis.
Ali yang pada awalnya senang karena di restui oleh kakeknya. Kini harus menelan kekecawaan yang amat mendalam karena kekasih yang amat dicintaainya meninggalkannya dirinya. Kakeknya yang pada saat itu kebetulan lewat di depan kamarnya dan kebetulan pintu kamarnya tidak di tutup pada saat itu.
Kakeknya yang tidak sengaja melihat ali sedang menangis pada saat itu langsung datang menghampiri cucu kesayangannya dan menanyakan perihal tentang apa yang membuatku menangis. “kamu kenapa nak kok tumben menangis?” Tanya kakek “ asiyah kek, wanita yang aku ceritakan ke kakek kini pergi kek” jawabku dengan nada terbata-bata “pergi gimana nak ?” “dia dijodohkan kek oleh orang tuanya dan meninggalkan ali disaat ali begitu membutuhkannya “ kakek yang pada saat itu terkejut dengan apa yang aku katakan. Langsung meyakinkanku bahwa jodoh yang sebenarnya akan datang di waktu yang tepat.
“ sudahlah nak jangan bersedih, berarti dia itu bukan jodohmu. Percaya deh ke kakek, kamu pasti akan menemukan wanita yang lebih baik darinya bukankah tuhan itu adil” mendengar ucapan kakek, akupun langsung berhenti menangis dan memeluk kakek “terima kasih kek, walaupun kakek bukan orang tua asli ali. Tapi ali menganggap kakek dan nenek sebagai orang tua ali kek. Dan terima kasih telah menjadi pahlawan ali kek. Jika tidak ada kakek dan nenek mungkin ali tidak akan kuat menghadapi segala cobaan yang dihadapi ali. Mendengar apa yang aku ucapkan, kakekpun ikut menangis. Bukan karena bersedih melainkan karena bahagia.
Dan setelah peristiwa itu aku pun berfikir bahwa kakekku bukan hanya sekedar orang tua bagiku. Melainkan seorang pahlawan yang terus meyelamatkanku dari keterpurukan. Terima kasih kek.
BERSAMBUNG…………..

calendar
26 Dec 2018 17:07
view
630
wisataliterasi
Banyuates, Kabupaten Sampang, Jawa Timur
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig