Wahai gadis berjilbab biru
Yang memiliki wajah ayu dan pandangan yang sayu
Di pagi hari yang indah ini
Ku siapkan puisi ini dalam secangkir rindu
Yang kuseduh ketika aku tidak bisa bertemu ataupun menemukanmu
Memandang fotomu sambil tersenyum
bagiku adalah hal yang biasa kulakukan di setiap hari
Mereka melihatku mereka menatapku seraya berkata
Hey kau sigila di pagi hari, dimanakah kesadaranmu
Aku menjawab, kesadaranku berada di gadis itu
Gadis yang kuidamkan, gadis yang kudambakan
Yang sekarang berada diteras pesantren
Itulah dia seseorang yang kuharapkan di masa depan
Dengan jilbab warna gelap kesukaannya
Aku sering dibuat merindu olehnya, sehingga aku sering dibuat gila olehnya