Peran serta keterlibatan Desain Komunikasi Visual memang sangat berpengaruh dalam mengungkap kan gagasan-gagasan tertentu. Dimulai dari 1980-an sampai tahun 2000. Terutama dalam satu decade belakangan ini, dan sudah menjadi polarisasi baru dalam abad-21, perkembangan desain komunikasi visual memberi banyak dampak yang seharusnya perlu kita siasati dan sudah seharusnya kita sikapi dengan pola-pola yang baru. Desain komunikasi visual berkembang pesat sesuai perkembangan jaman, serta menghadirkan banyak citra-citra yang baru dalam perannya sebagai salah satu disiplin ilmu atau sebagai mata pelajaran yang tidak hanya mencakup eksplorasi visual, tetapi juga mencakup banyak aspek lainnya, seperti kultura-sosial, filosofis, teknis, industry, bisnis, dan perkembangan dunia hiperealitas.
Desain komunikasi visual merupakan suatu studi yang memiliki sifat disiplin silang karena kreatifitas dan juga evaluasi desain dengan mengadopsi beberapa model berdasarkan pelajaran disiplin lainnya, seperti ilmu komunikasi, seni rupa, arsitektur, sosial dan budaya. Serta banyak disiplin ilmu lainnya yang membuat citra desain komunikasi visual menjadi elegan. Dalam banyak hal, kita tahu peran serta-hal yang sangat mendominasi diri atau pun personal individu kita sebagai manusia dan umat beragama. Keterlibatan antar personal individu dengan karya memang sangatlah penting untuk proses pengkaryaan.
Mengamati peristiwa yang terjadi disekitar, juga merupakan pola yang bagus untuk menerjemahkan pesan dalam peristiwa tersebut kedalam bentuk visual. Studi kasus, mengamati, serta mempelajari masalah yang terjadi. Perlu sudut pandang yang benar dalam melihat suatu problem yang terjadi dimasyarakat, sehingga dengan sudut pandang tersebut bisa membatu kita dalam menentukan solusi untuk setiap masalah yang terjadi. Dengan kesadaran atas nilai sejarah dan budaya sebagai asset.
Para mahasiswa Desain Komunikasi Visual di linkungan Institut Seni Budaya Indonesia Aceh (ISBI Aceh). Gabungan dari Angkatan 2016, 17 dan 18 menggelar pameran tugas akhir bertajuk G-last. Pada mulanya G-last memiliki makna simbolis, yang berarti generasi terakir dari Angkatan 2017. Generasi terakhir yang dimaksud, pada dasarnya merupakan Angkatan 2017, yang masih bertahan sampai proses tugas akhir di tahun 2022 ini. Dengan sisa 4 (empat) orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah tugas akhir. Diantaranya ialah Rolly Afriansya, Ibnu sina, Rianda Sari Muthi dan Siti Ruhaya. Dengan jumlah total 18 orang mahasiswa dimulai dari pertama perkuliahan yang dimulai sejak tahun 2017. Seiring berjalannya waktu, seleksi alam mulai berdampak pada mahasiswa satu-persatu, dengan berbagai macam tendensi. Hingga yang tersisa adalah mereka yang memiliki pisau bedah yang tajam untuk setiap problema serta proteksi diri yang bagus, dari berbagai tantangan sebagai mahasiswa desain komunikasi visual.
Namun, tidak hanya Angkatan 2017, beberapa angkatan yang lain pun ikut serta mengambil bagian dalam pameran tugas akhir ini. Seperti Angkatan 2016 yang di wakili oleh Sandi Maulana dan Tsursina, dan dari Angkatan 2018 diwakili oleh Sanri Firnanda sabagai mahasiswa tunggal dari angkatannya yang gagah berani untuk mengambil dan mengemban tugas akhirnya tepat waktu. Pun demikian, pameran degan judul G-last dan mengusung tema besar seputar peristiwa kebudayaan yang terjadi di Indonesia, dan juga merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan masing-masing peserta, pameran yang melatar-belakangi peristiwa besar dalam sejarah umat manusia. Dikemas semenarik mungkin dengan ide-ide yang liar dan imajinatif, serta pemakaian simbol-simbol yang sensasi visual dan persepsi visual pada pendekatan iconic, index, symbolic. Dan masih banyak lagi.
Berkenaan dengan visual, aspek-aspek yang telah diteliti dengan berbagai pendekatan dan metoda, telah rampung dikerjakan oleh masing-masing peserta pameran dalam kurun waktu yang berbeda-beda, dan juga telah melalui proses bimbingan dan revisi yang agaknya cukup melelahkan, tetapi menjadi suatu pondasi yang kuat untuk kedepan bagi setiap peserta.
Dari setiap peserta yang akan berpameran, mereka saling memiliki kesinambungan antara satu permasalahan, yaitu tentang masyrakat dan kebudayaan. Sehingga dengan hal tersebut pula, kami besepakat untuk mengangkat judul G-last dan mengusung tema tentang kebudayaan dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Dengan berbagai cara yang tepat dan selaras untuk mengungkap kan suatu gagasan tertentu, serta dengan kemasan yang menarik, sehingga menjadi suatu jawaban atau solusi dari peristiwa-peristiwa yang ada kedalam pesan desain komunikasi visual.
Salah satu insight penting telah dikemukakan dalam beberapa teks pendek diatas yang menjadi sebuah pengantar pameran, adapun judul tugas akhir dari pameran ini tentu berbeda-beda dengan berbagai keunikan penggarapannya. Semoga, peran serta keterlibatan antara pengkarya dan fenomena yang dipelajari, dapat menjadi bahan baku dasar dalam penggarapan tugas akhir ini, dan juga dapat menjadi sebuah catatan visual yang dapat dipelajari oleh generasi mendatang. Sehingga, dengan kemajuan digitalisasi tidak menghilangkan kepakaran kita dalam suatu hal, serta mahasiswa teruji dapat perlakuan dengan baik dari segala pihak, dan menjadi konsultan Design Komunikasi Visual dengan berbagai ketentuan yang berlaku di masa depan.
Singkat kata, dengan bermodalkan niat yang baik, serta pengamatan saya terhadap mahasiswa yang menggelar tugas akhir. Dan juga dengan bermodalkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang saya unduh gratis diperangkat Ponsel saya, dan juga dengan bacaan-bacaan yang sangat random saya pelajari dari buku-buku yang menjadi referensi saya diatas rak yang hampir berdebu. Tulisan kuratorial pamaran G-last ini rampung saya kerjakan. Dengan berkat kerja sama semua pihak yang terlibat dan telah mengambil perannya masing-masing.
