Biarkan aku mendengkur di tempat ini. Di sebuah tempat yang belum ramai dikunjungi dan telah pula ditinggalkan beberapa keramaian, aku tidak ingin membawamu pulang Marabahaya, menitip celaka kepada siapa saja yang menyambut hangat kedatanganku nanti, atau bahkan dipenjara dikamarku sendiri.
Semua orang mengucapkan hati-hati pada setiap perjalanan yang memisahkan sementara, semoga panjang umur, lalu kita bertemu kembali nantinya.
Biarkan aku bersenggama dengan cerita-cerita yang dikatakan sebagai wabah yang berbahaya, mendesak paksa siapa saja agar tidak kemana-mana, Menulis sebuah risalah ini adalah yang terhormat untuk berkabar kepadamu, jangan khawatirkan aku. Sekalipun terpenjara aku masih tetap merasa ramai dengan hal-hal yang sedang kugeluti.
Kepadamu aku masih mengirimkan Doa-doa, jaga dirimu. Siapkanlah kalimat-kalimat terpuji untuk batu nisan dipemakamanku, tapi doakan agar kita panjang umur, bumi telah haru-hara tapi banyak manusia yang masih bercanda dengan ada-ada saja. Tuhan, bagaimana nanti kabar kami? Kami yakin untuk masalah ini tidak cukup dengan puisi.
Sekali lagi, jangan khawatir kepada kami. Meskipun dirantau, tuhan juga bersama kami, ibu.