Bantu Aku Memeluk Kecemasanku
Puisi
Kutipan Puisi Bantu Aku Memeluk Kecemasanku
Karya mutiasenja
Baca selengkapnya di Penakota.id

Jogja sedang hangat-hangatnya malam ini. Musim hanya musim yang berjarak dengan angka di kalender kepunyaan kita. Sampai kau menciptakan musim yang lain—lengkap dengan aroma petrikor favoritku—bau hujan yang kerap menidurkan kantukmu. Sementara kau rela berjaga semalaman—menjagaku dari mimpi buruk.


Aku selalu ingin kau tetap ada dan menjadi satu-satunya. Kepada Tuhan, aku telah membicarakannya saat perjalanan pulang usai menemukanmu. Dan Ia tak cemburu. Hingga tanda titik berakhir di ujung kalimat ini, keinginanku barangkali sedang memenjarakanmu—lengkap dengan ketidaktahuanku yang payah memahamimu.


Masihkah kau bersedia memaafkanku? 


Aku masih bertanya dan terus memintanya saat kita sama-sama tahu bahwa kesalahan selalu menyimpan maafnya sendiri. Dan kau selalu mengaku memiliki gudang maaf yang tak kuketahui. "Tidak, kau hanya belum ingin melihatnya," katamu lagi.


Apa pun yang membuatmu sedih akibat ketidaktahuanku, izinkan aku memeluk segala bentuk sedihmu. Aku memang belum sampai langkah saat kau memintaku berjalan lebih cepat. Tapi terima kasih telah menunggu—meski sungguh kecil langkahku.


Tuhan Maha Baik. Ia selalu paham apa pun yang kubutuhkan. Sampai-sampai kau datang dan menemaniku berjalan.


—Mutia Senja, 2020


13 Nov 2020 20:55
102
Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: