

ribuan jiwa, jutaan asa
runtuh, reruntuh, rahang raga resah
remuk, rebah, rintih riuh
rimba reruntuhan, ruang-ruang retak
bom berderak, bedil berbalas,
bangsa berbaring, berlumur bara
batu dan debu, darah dan doa
berpadu bisu, bergaung geming
mata menatap mencekam malam,
mengais makna di medan malapetaka
menggenggam harap yang hangus,
menghitung raga yang hilang
ini bukan bencana—ini rencana,
rencana runtuh, rencana remuk,
rencana yang menebar derita
di tanah yang tertindas, di jiwa yang tersiksa
gumam… gumam… gumamkan kebenaran
bisik… bisik… bisikkan sejarah
dan tiba-tiba, roket-roket menari tango di langit,
bebatuan bernyanyi lagu anak-anak yang hilang,
dan mayat-mayat menulis puisi di pasir yang bertepuk tangan
sementara jam-jam berputar mundur,
dan dunia tertawa, tertawa, tertawa…
diiringi kucing terbang yang membawa surat kabar kosong.

