

Barangkali—
bukan darah yang tumpah,
melainkan dunia yang memilih tak melihat.
Bukan tubuh yang dihancurkan,
melainkan nama yang dihapus perlahan
sampai tak ada sejarah yang ingat
bahwa seseorang pernah bernapas di sana.
Lebih kejam dari genosida
adalah sunyi yang dibuat-buat:
ketika jeritan disulap menjadi gangguan,
ketika luka dijelaskan sebagai prosedur,
ketika kehancuran diberi nama “hak membela diri.”
Lebih kejam dari kematian massal
adalah hidup tanpa masa depan,
hidup yang direnggut dari maknanya,
anak-anak yang tumbuh tanpa langit,
masa depan yang tercerabut
sebelum sempat belajar mengeja harapan.
Lebih kejam dari pemusnahan
adalah penghapusan yang berjalan sambil tersenyum;
kekerasan yang rapi, teratur, terencana,
yang mengalir seperti administrasi
yang sabar mengikis bangsa
setetes demi setetes seolah itu hanya angka, bukan jiwa.
Dan mungkin yang paling kejam adalah ini:
ketika bumi menggelinding seperti biasa,
orang-orang sibuk menata pagarnya,
sementara sebuah bangsa perlahan dibakar
di balik batas kesadaran dunia.

