

kita adalah dua titik
yang digambar semesta terlalu dekat
untuk sekadar berpapasan,
terlalu jauh
untuk disebut takdir penuh.
kita jatuh cinta,
bukan di waktu yang tepat,
tapi di ruang yang paling jujur.
kau mulai menanam bunga di halaman baru,
sementara aku masih membersihkan duri
dari taman yang tak sempat mekar.
dan ketika kita hendak duduk di beranda yang sama,
angin datang dari segala penjuru,
menggugurkan niat,
sebelum sempat kita saling membuka pintu.
tapi lihat,
jiwa kita sudah saling mengenal
bahkan sebelum logika menyuruh berhenti.
rindu ini tenang,
tidak menuntut,
hanya percaya—
bahwa jika bumi tak membiarkan kita bersatu hari ini,
ia akan mempertemukan kita di hari yang lebih lembut.
kita tidak sedang menjauh.
kita hanya sedang mengambil jalan memutar
menuju satu pertemuan
yang tak bisa dibantah siapa pun,
bahkan oleh waktu.

