

rasanya gila.
siapa yang tak waras di antara kita?
aku mencintai mulutmu—
luka paling manis yang pernah aku hisap tanpa sadar.
tapi setiap kali ia menyebut namanya,
telingaku seperti bara.
panas.
dan kau bahkan tak tahu
betapa banyak aku terbakar hanya karena kau bicara jujur.
anehnya,
aku tidak pergi.
anehnya lagi,
kau juga tidak.
kita masih di sini.
duduk, saling menyangkal,
tapi mata kita tetap mengayun cinta—
lembut, mematikan.
dan kita sadar atas itu.
kita sadar,
bahwa cinta ini adalah kebakaran yang tidak ingin kita padamkan.

