#1
Kurang lebih empat dekade semenjak ibuk memilih dunia sebagai tempat persinggahannya. Kurang lebih dua koma lima dekade ibuk menyatakan diri siap mendampingi bapak. Kurang lebih dua dekade semenjak ibuk diberi kepercayaan merawat ku, pecundang tolol ini.
Aku tidak tahu kenapa ibuk mau-maunya memilih dunia ketika dulu ditanya mau hidup dimana oleh Tuhan. Aku juga tidak tahu kenapa ibuk mau-maunya mendampingi bapak. Kere, tak berpendidikan, tidak jelas asal-usulnya. Dan aku lebih tidak tahu, kenapa ibuk sudi membesarkan aku.
Setelah sekian lama aku ada dan tumbuh, baru hari ini aku berkesempatan memperhatikan wajah ibuk ku dengan seksama. Pipinya kempot. Tulang pipi dan alisnya tampak mencuat membuktikan eksistensinya. Bibirnya tebal menghitam. Siapa pun yang melihat akan segera sadar bahwa keluarga ku amat miskin.
Telinganya kendor. Lubang bekas tindik sudah lama hilang tertutup daging yang tidak seberapa itu. Jangan pernah berharap anting emas singgah disitu. Emas adalah kemewahan paling akhir yang sekiranya mustahil kami dapatkan.
Lengannya kurus. Kusam.
Ibuk ku dekil sekali.