Kutipan Puisi
Arkais
Karya
putradimas
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Seratus tahun sudah
ia tersekap di ruang antah berantah
dilahapnya kecoa hidup-hidup
serta bangkai tikus
karena rembulan kian meredup
Ingin rujuk kepada-Nya
tapi ribuan cara telah dicoba
dan semuanya sia-sia
Ia membakar asa
dengan parang tajam
berupa kata-kata
dari congornya yang nista
Dalam gelap, ia bernaung
menjadi majenun penuh kelakar
dalam senyap, ia bersenandung
lantunan doa-doa hambar
penawar benguk yang ia kandung
Karena tak ada satu pun kirana
bisa menjadi anestesi
bagi kedustaan dalam jiwa
bagi ia sang pemuja sepi
Unduh teks untuk IG story