Hampir semua makhluk di bumi mencintai hujan. Berbeda jika mei datang, semua beduka, gemuruh suara katak mengucap selamat tinggal dan daun-daun turut berjatuhan.
Setelah menunggu bus hampir setengah jam. Kini, aku kembali bergelut dengan ritual menunggu. Kompor gas dirumah habis, dan aku harus menunggu hujan reda untuk membelinya. Dan yah, dalam keadaan perut kosong.
Barangkali manusia adalah satu-satunya yang membenci hujan, layaknya membenci semester akhir dan hal-hal lain yang membuat kita termenung melihat keluar jendela, menatap bunga penyesalan yang tumbuh bersama kutukan-kutukan.
"Oh, tuhan. Aku melupakan sesuatu,"
"Lapar dapat membuatku lupa akan segalanya." lanjut Malya.
Ting! (Pesan WhatsApp)
"Tak usah khawatir, kau bisa kembalikan di lain waktu, Malya! (Bumi)."
Huh, kurasa hujan di akhir bulan April ini tidak buruk. Kami tergenang, bahkan tenggelam dalam pesan percakapan.