Seperti sebuah jalinan Asmaradana
Akhirnya meminta Oktober menjadi riuh dan bising di kepalaku
Fatamorgana meninggalkan jejak pada malam-malam yang panjang
Apa kau ingat suara-suara ramah yang menyapamu?
Rasanya ia tak pernah gagal pulang lalu menangis
Untuk mendengarkan derainya sendiri menyelinap masuk
Dimana kelopaknya meredup hingga justru musim menghabisinya
Dan akhirnya tinggal lalu menetap sepanjang waktu
Ia diam-diam merangkai syair untuk tubuhmu yang hendak pulang
Namun sama sekali hatimu beku tak menyadari halaman-halaman buku
Sepanjang itu, kita mencari rumah terlampau lama
Yang kita tempuh hanya jam kerja dan alamat yang itu-itu saja
Agar sepi lekas mati dan menggantung di pintu rumah
Hingga setiap hari menjadi karangan yang menyala di atas meja
Rindu menampung segalanya seperti jatuh cinta pada kantuk
Ilusi diam-diam menemanimu melalui doa panjang
Lalu perlahan mendekat menjadi teman menuju rumah
Kepada teman pulang;
Kita dan beberapa hal yang hampir sama
Melihat dirimu seolah cermin yang tak pernah rampung terbaca
(2022)