Ia seorang hamba
Berdoa dibalik kalimat ceruk mimpi
Bertanya mengenai rintih
Pada musim sebuah sepi
Disebalik tubuhnya, ia menengengok kebelakang
Putrinya tertidur lelap
Setelah ia nyanyikan lagu para dewa kalap
bercermin abu merangkai duka yang terkesiap
Lalu bagaimana mengenai gigil sebuah bibir
Mengenai amarah sebuah tubuh yang binal merangkai nafsu
Menjadi sebuah pekerjaan utuh.
Ingatannya terikat pada satu tujuan,
Sementara angin kembali memberantakkan sudut rambutnya.
Teringat ia pada lelaki jalang yang meninggalkannya begitu hina
Maka langkahnya lalu menuju bapak berkumis tua.
Mendendangkan seruan disebalik pakaian kotornya
Kerana himpitan ekonomi yang semakin menyiksa,
ia lalu terpaksa rela menjajal tubuhnya
Dirajai oleh para lelaki pendusta
Kotor melangkah dengan ribuan tanda tanya
ia tak pernah lupa akan putrinya
Yang tertidur setelah memakan upah dari pekerjaan yang begitu hina.
menempuh sekolah dari hasil keringat para pendosa.
Lalu apa salah dia yang sesungguhnya ?
Toh dia hanya hamba dari segala budak, bukan penguasa yang dipertuankan.