Pada Akhir Ayo Mati Dengan Bangga!
Sekian waktu berlalu ini
kutemukan titik kosong dalam lamunanku
aku teramat sial! peradaban telah sampai pada puncaknya!
Isi kepala manusia teramat rusak dan kotor
tatkala makna hatipun bergeser jauh
terseret takdir dan kenaifan
fana ini benar-benar merah!
Ya langit, sama sekali aku tak bermimpi
jika bukan jadi kau yang lengang dan tenang!
aku tak punya tekad apapun untuk tumbuh
lepas semua emosi memoar menjaduh
Tiap manusia berputar dalam kenangan
darah, ludah, air mata, tatap mata, dan senyuman itu
melicik meluput dan mencekik siapapun!
tak lain dunia sekarang hanya seperti peraduan alat kelamin!
Tiap bibir yang berkata bijak itu tatkala
terajut dari sampah! benar mereka yang telah kalah
menilik kenyataan akan berkata baik dan menenangkan!
Manusia berujung pada mimpi
dan menjadi busuk di tiap langkahnya
segala asumsi akan hati, cinta, dan perjalanan
seperti cerita kosong yang dibuat berulang!
Aku tak percaya siapapun di sini!
tapi Tuhan, kulepaskan segala hasratku!
aku menyeruMu dengan tangguh!
dan menerima apapun tanpa menyudahinya
Telah kalap kuemban sepi
di malam lengang penuh berita
siaran doa dan tv seakan berisik
semua tak pernah jujur pada kepasrahannya
Tidak ada manusia sadar kali ini!
Mereka berteriak dengan logikanya
merasa andil dan apik berperan
menemui bahagia dan kehangatan
itu semua hanya bagian dari sebuah cara
Cara sembuh kan? kita semua sakit sekarang!
Tak ada hal luhur yang patut digenggam
peranan tubuh tak lagi perihal utuhnya kebajikan
kepercayaan jadi mainan, dan mulut kalian!
selalu berkata dan berkata
Berkata tentang segala bentuk kehidupan
membuat pembenaran sendiri! dan melampaui batasan
menjelma perih di balik lukanya sendiri
Aku memang tak luput dari gemerlap dunia!
tapi sialnya aku terlalu cukup untuk menangisi segalanya
Meski satu dunia pun!
tetap telak kulawan!!
arus deras sombong ini!
Aku berdiri pada idealisku sendiri!
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah