Mimpi Buruk Semalam
Geram gurai mata yang memakan lelucon membosankan
mengisyarat lagu-lagu berputar
di jalanan penuh sunyi
Pada hampa kepastian dan mati mentakdirkan kita telak diberai hancur seluruhnya
dibuai cinta dan cinta tak lain hanya terpenjara
pada napas dan keringnya tenggorokkan
Disulap segala hal yang tak berujung
kita ditemui jalan buntu dan seberantai ludah
bagai hujan asam di langit biru tua
mencekik dan membakar nyala hati seketika
Meski badan legam dan busuk
membusur takluk pada waktu!
kita hanya berperang dalam malam dan sakitnya jiwa
pada perumpamaan yang membingungkan!
Menggertak tiap jejak yang kelam
menjadi perapalan yang nyata!
dan tak kan pernah lagi kau sanggup!
mematah tangan dan kaki yang nanar ini!
Membelah jantung dan hati yang nyala ini!
memberi atau mencuri tatap mata ini!
jalan tak boleh hancur! dan tujuan tetap teguh di depan!
Aku tak pernah pupus dan kandas!
ayo bergerak, bajingan!
merangkaklah dan kepal tanganmu
sulam dan semai congkaknya dunia!
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah