Otak-Atik
Kita diperas
diinjak-injak, waktu menyeret kita
di muka zaman yang biadap
ditusuk keparat--bangsat penguasa
Tanah air kita dijual olehnya
nyawa kita menjadi mainan
dan ibu pertiwi tak lain hanya pelacur kali ini
di tangan-tangann neraka mereka!
Mulut kita dikunci tubuh dibedil dan ringkih
tak tau bila mati akan dipagut di mana batu nisanku!
sejak itu tak sedikit orang yang hilang dibantai
dan Tuhan kita sekarang hanyalah sampah yang dilupa oleh mereka yang disumpah di atas firmanNya
Telak kalap kerongkonganku berteriak
suara ini mau mati dan tanggal
tapi nyala mataku membentang luas di tiap api
gertak jiwa yang memanggil terang
sesuap nasi dan hukum jalanan yang kugenggam
Tak lain bermimpi menampar dan meludahi
muka-muka sialan itu, dan berkata
" Ini, aku rakyatmu yang kau bunuh berkali-kali "
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah