Kutitipkan
Hanya kau yang tersimpan
di tiap habis bungkus rokokku
di tiap jaket-jaket lusuh yang robek itu
di tiap selembar uang terakhir di ujung malamku
Hanya kau yang tertidur pada mataku
mata yang menolak lelah dan menjual lelapnya
pada harapan yang berjejak
di tiap kaki yang lelah
hanya kau yang ada di dalam
Dan pada kamarku
pada sampah-sampah di sudut jendela
di tiap asbak yang penuh abu itu
hanya ada namamu di kepalaku
dan di tiap doa-doa tak suci itu
Aku selalu mendoakanmu
pada cinta yang tak tau
seberapa mabuknya aku
antara anggur dan perkataanmu
Antara nyala bara rokokku
juga kerinduanmu
hanya ada dirimu mengepul bersama waktu
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah