Semua guncangan di atas tanah yang kuciptakan
Akan berakhir saat telunjuk semuku menginginkannya
Saat semua perasaan paling bohong kuutarakan ke arah paling keliru
Sekalipun tujuh adalah bulat, dan pedihmu dari luka tusuk paling kejam
adalah dusta
Aku menolak mekar
Cabut satu besi tajam dari punggung tanganku yang mati rasa
Jurang-jurang tidak serta-merta menjadi lebih dangkal dari aku
Aku dan pikiranku yang palsu
yang dengan sadar dan sengaja menenggelamkan diri
Dari semua doa jemaah dan emosi asing di antrean lantatur berdosa
Penikmat uang haram
Di atas kepalaku, rimbun daun-daun dan bunga
dan kesombongan atas kuasa
dan juru selamat yang mencelakai
Aku adalah obsesi itu sendiri
Menari-nari di setiap tempat yang bisa kita bikin romantis
Dari gigi kelinci yang merancap malu, sampai bulan yang terbelah dan runtuh di tanah asing
Karena kalau aku keliru, akan ada banjir-banjir yang menyapu dosaku
Sujud demi sujud dan tafakur yang dalam
Tidak berarti bagiku, karena bukan aku yang membutuhkan dunia
Meski aku duniamu
Untuk toleransinya, terima kasih
Untuk sebaliknya, jangan gegabah sebaiknya