Melangit
Puisi
Kutipan Puisi Melangit
Karya sanjunisme
Baca selengkapnya di Penakota.id

Sudah pucat jejak kakimu, sedang suara gagak tak henti mengalun sendu

Doa-doa kerap terdengar di sepertiga malam menjelang menang.


Tujuh hari tanpa permisi orang-orang menghampiri. Putih-putih berserak sendal kaki mencari berkat dan sesuap nasi. Tangis sesekali berbisik pada gendang telinga yang enggan diusik.


Yaasiin, empat puluh hari hingga dua tahun mengalun memohon ampun. Jiwa jiwa bersaksi pada setiap nyawa yang tengah berdoa, 'Itu anak saya! Berkah saya!' hingga tak sedikit yang terseok, menjerit, tersiksa tak punya siapa-siapa.


Hidup lagi tak bisa, berdoa pun sia-sia. Sedang hidup di dunia tak pernah dianggap guna. Melangit segala ampun dan air mata.

10 Dec 2019 19:35
277
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: