Sebuah Pesan dari Asap Bergerak
Cerpen
Kutipan Cerpen Sebuah Pesan dari Asap Bergerak
Karya sekatmerah
Baca selengkapnya di Penakota.id

sebuah pesan singkat mengalir seadanya melalui paragraf dari halaman buku baru saat khayalku bergumul bersama bau yang kurang sedap.


sebenarnya, dari dulu bulir-bulir itu sudah melekat akut tak berima.


gelisah adalah sebuah ruang terbesar selama ini, namun aku suka.


aku selalu suka.


dengan mengeluarkan sebatang rokok curian kepunyaan ayah aku beranjak dari ruang yang khidmat, lalu membakarnya diam-diam di taman belakang ditemani mesin cuci usang.


 aku merasakan kehadirannya lagi secara penuh. 


meski dibalik remangnya ventilasi tetangga mungkin ada mata-mata gaib yang mengawasi, 


namun aku berusaha yakin saat itu kesendirian adalah bayang seorang perempuan pada jendela, yang was-was bersama kepulan asap keemasan jam 8 pagi, memudar dengan pertanyaan sekaligus jawaban yang begitu rumit, dengan rasa kesombongan besar.


“Biarlah aku dikutuk” pada hisapan pertama.


lalu, logat seorang lelaki kesukaan dari sebrang ikut bergeming dengan kalimat pada halaman 15.


“Aku ingin berada di luar semua ikatan yang menciptakan banyak kerumitan. Semua ikatan rasanya hanya menghasilkan masalah baru, kelelahan yang tidak beralasan, ketakutan yang tidak pada tempatnya, cinta yang saling mengawasi dan menguasai, kecemasan masa depan, ketakutan menghadapi masa lalu yang runtuh berkali-kali dan jatuh di atas bayanganku”.


aku tersenyum, pelik.


biasanya suara itu melengkingkan bait-bait puisi yang manis dan lugas. 


kali ini lain, ia tetap yakin dengan lelahnya meringkik, itu suara yang muncul dalam kepalaku, berbagai jenis, namun selalu kepunyaannya,


satu sosok yang penuh hampir sebanding dengan kegelisahan.


sembari menunggu terpukul waktu, aku kembali merasakan kenyataan bahwa lumut pada telapak kaki adalah sebuah kesia-siaan. 


mereka seakan berteriak padaku untuk segera enyah, jangan menginjak-injak. 


lalu meludah dan mengeluarkan bau tengik.


segera aku menutup mata.


dan sadar saat bermimpi.


rasanya semakin kalut dan tidak karuan, banyak gambar bergerak yang selalu muncul di setiap gelap, mereka bergerilya dan memaksaku bercinta dengan masa lalu, juga masa yang ingin datang secara bergantian. 


aku dipaksa siap sedia menghadirkan selusin hidangan untuk kawan dan kecintaan pada sebuah rumah sederhana yang dibalut gelembung besar, oksigennya adalah kefanaan yang kekal, tanpa tenggat waktu.


lalu, kujamu tamu-tamuku dengan 10 badan yang bisa berinteraksi sama persis gerak-geriknya, pikirannya serta canda tawanya sepertiku, dan kesepuluhnya asli.


tak usah berpikir lagi bagaimana yang satu bisa kujamah penuh cinta bersamaan dengan senyum riang ibu atau rencana-rencana dengan kawan lama,


bagaimana cara menjadi perempuan suci persis seperti pada hikayat cinta di negeri dongeng,


bagaimana caranya menyelamatkan seekor orang utan agar tak disengat listrik. 


bahkan, bagaimana cara mencintai seorang laki-laki yang suaranya selalu bergema saat aku membaca Kepada Apakah tanpa pertanyaan bagaimana dan apakah.


aku bisa pulang tanpa pertanyaan-pertanyaan beranak jawaban pilihan ganda.


setelah itu paman datang. 


membawa sejumput buah-buahan dan kita memakannya bersama tanpa harus di hasut seekor ular.


“Dan engkau yang dirayakan” pada hembusan terakhir.


aku membuang puntung yang akan bersemayam dalam kerahasiaanku dengan yang paling rahasia.


dengan kata lain, sebuah kesepakatan.


atau sebuah kesiapan akan kehilangan.


sebelum menutup pintu belakang, aku berucap kasih dan mendoakan setiapnya. 


biarlah aku dikutuk, dan engkau yang dirayakan.















untuk lagu Saudade dan buku Kepada Apakah,


juga satu sosok suara tebal kesukaanku,


Terimakasih sudah menemani pada menit-menit aku membuang hajat.


20 Jun 2019 03:55
129
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: