Termangu ku di tepian nestapa.
Tuan pikirkan saja,
pantaskah jejak apatis ini menyeretku jauh kesana?.
Tuan...
Jenuh sekali rasanya terpelontar di cabang pikiran.
Kemarin,nada beku mu itu merobek batin.
padahal kau membisu.
Tuan,bagaimana bisa kau akui rasa mu?
mengenali ku saja kau tak mampu.
Palingkan wajah disaat ku tatap pekat mata mu.
Tuan celupkan ku dalam tekanan ambigu.
Mendidih,mengukir sesaknya logika ku.
Ahh,cerdik sekali tuan mengelabui ku.
Sedetik saja tuan...
Biarkan ku bertemu rasa mu,bukan raga mu