Jiwa terjatuh, mati, terlupa.
menyorot tatapan nanar pada punggung raga berkabut kelesa,
harap raga tahu jika setiap detikan waktu rasanya mengiris belenggu jiwa.
sudah berabad-abad jiwa menunggu raga datang untuk membawa seonggok bunga, namun bodohnya ia tak tahu, raga tak akan pernah peduli.
omong kosong selama ini melodi cinta yang terucap dari bibir biadab mu, raga.
semoga hidup mu tidak baik-baik saja.