Suatu pagi kiranya fajar naik terbit
Sebongkah batu akan mengeras
Menjadikannya suatu pertahanan amat kokoh tiada tara
Cerah langsat tak ada bayangan yang merongrong
Lega, sentosa, tanpa huru hara
Subuh menjelang pagi tak nampak seperti biasa
Remang layaknya temaram di malam yang kelam
Gundah sekali bila ditengok amat dalam
Sang fajar sedang tenggelam
Larut ia pada hiruk pikuk hal hal yang membosankan
Terdiam pula menjadikannya parau
Senja tak dapat benderang
Membuatnya geram untuk menunggu
Kepastian sungguh diragukan saat fajar berpindah pangkuan
Diantara dua bukit yang telah bertuan sang fajar masih bersembunyi
Sadar tak sadar fajar meruntuhkan ekosistrm pada rantai hubungan
Terlihat gempa wujud dari berjaraknya dua bukit yang kokoh
Senja sudah bosan kerap kali menunggu
Sedang fajar hobi menjadi api
Tiba masanya senja tak lagi peduli, begitu pula dua bukit sudah kembali dekat
fajar memudar bersama butiran pekat
Sadar bahwa ia bersalah
Sakitnya fajar seperti parau
Tinggal menunggu tergantikan di bawah ajal