Masinis waktu pada "railway" kata para turis
Identifikasi, publikasi, menjadi memori kertas
Terlipat sansekerta kala itu layaknya kode pembahasaan pada sanak manusia
Bulatan waktu akan mudah menjadi elips pada kita
Sebuah "pataka" berbahasa tanda berperang rasa
Adicita yang sempat kita pahami tak lagi berujung nyaman
Panorama sekitar penuh pemekar jiwa lantas menjadi gorong
Hitam kelam beserta sabuk pengaman
Peta kita tak lagi sejalan
Jika mati pun gerbong akan terpisah pada pita
Satu dunia, berbeda alur cerita
Telah sampai di suatu pemberhentian waktu
Untuk beranalogi maupun berfikir melawan kantuk
Melawan mimpi yang tak kunjung berhenti
Anehnya temu kita tak di stasiun namun halte
Menyisihkan koin untuk para penghibur
Alun alun suara mendepartisi ingatan
Mengajak semua untuk kembali tanpa meminjam
Tanpa kesalahan, janji janji, dan manis tuturan
Namun sebuah distorsi melontarkan penyorongan
Tak bisa diulang, layaknya buku yang dibaca berulang kali
Ohayou, gutten morgen, good morning, atau apalah salam terakhir dariku