Nabastala menyeruput malam sebagai bagian samar atas renjana
Merekah nama secara nafsi dibawah pahat katulistiwa
Singkat akal kala itu merupa rupa sarira tanpa rupa daksa
Layaknya kelir dibalik tabir singular personalia
Sebuah prosa tanpa makna yang sedang diketik tanpa pena
Memang sarira secara eksplisit singular
Wahana gondola yang tak sejiwa mentadaburkan makna bahagia
Sarira yang berbeda melihat gaun watak sang afanasi
Tanpa rupa sempurna sarira enggan percaya
Cenangga ia sejak dini membuat afanasi tak meliriknya
Tanpa sebab tanpa pagi Ia bersuka ria
Seakan menjadi statis tak mampu melontarkan paragraf
Titik dan koma tak mampu menghentikan arloji
Jarum akan berhenti tepat pukul dua belas malam
Arloji berdetak tepat jam dua belas siang
Secara sadar ia terus mengendalikan alam mimpinya, tak ingin
terbangun karena sadar dia berbeda dari yang lain
[Ethical Stalking Birds, Mei 2020]