Hai atma yang mengawang sangat aksa hingga halus rasanya
Daksa dengan persona akara, gatra kasar
Memenggal suratnya tidak dengan isinya
Bukan amaran jawa, hanya petuah biasa
Maka dimulailah kisah absurditas bersenyawa
Retorika daksa menyatakan alegori pada kantungnya
Sungguh imajiner katanya, hipokrit sekali forsa hidupnya
Konservatif dijalankan, konon katanya takut afirmasi
Mencoret nabastala dari daftar diksi
Jeruji matrik membuat ia menjadi pilon
Hanya lokawigna bongko yang sumarah
Atma terbuai padika para pujangga
Bodoh tak tahu wujud kasar milik ia pribadi
Muskil dipecahkan, bukan telur yang mudah pecah
Belajar mikologi hidup seorang fungi
Secara tak sadar dia seperti parasit tanpa tubuh
Legenda yang cukup reswara tentang penyatuan hitam dan putih
Didengar secara seksama, walau ada secercah retisalya
Ambivalen yang harus disatukan, buang apatis mereka
Suar upacara markah penyatuan sungguh subtil senyapnya
Setengah sadar, hampir selesai, dan genosida dimulai
Kisah ini belum selesai. Tepatnya ia harus selesai secara klandestin tanpa ada yang tahu sudut pandang, kecuali sang pengarang.