Bukan perkara mudah untuk tidak berandai-andai,
tapi aku sudah berusaha.
Berupaya untuk segala yang tidak sesuai arah.
Bukankah sudah tertata rapi
seperti apa yang kita jalani?
Melayani intuisi diri sendiri,
entah darimana datangnya motivasi setiap hari.
Menjadi penguat
dikala aku suka menepi,
saat tiada orang yang menghampiri.
Begitu literasiku jadi—
senyuman terpancar dari dalam hati,
seperti pagi yang ditemani mentari.
Tapi, ada tapi!
Saat senja tiba, katanya,
“coba lagi esok hari.”
Begitu saja selalu.
Entah darimana,
berharap akan ada jiwa lain yang mengusahakan tawa itu kembali.
Dan kita bertumbuh,
mencari jati diri yang terbaik.
Mengisi setiap celah yang kosong selama ini,
memenuhi tangki cinta satu sama lain,
dan menebar setiap kasih.
Bersama memeluk diri yang tak lagi berselisih pedih.
14/10/25
Selasa, didalam ruang biasa.