Aku sungguh benci repetisi
Apalagi tuturmu yang penuh akseptasi
Itu jejap buatku membubuhkan afeksi
Cuma hanya karena aku meluah membalik serdak kembang penuh duri
Lalu itu kau mati
Tercekat habis oleh hembus napasmu sendiri, oleh bualan perih bikinmu sendiri
Mati sudah semati-matinya
Ketika satu juta kembang menusuk denyut jantung dan denyut nadinya
Karena itu jejap buatku menghirup sesak penuh hasad
Sungguh, jatuh saja ‘kan
Akseptasimu itu jejap
Puspa, Juli 2020