kematian: karma di titik nol
Puisi
Kutipan Puisi kematian: karma di titik nol
Karya tepianwarna
Baca selengkapnya di Penakota.id

tulis aku sebagai maut yang menulis jalan petang, rima cahaya

baris resah menyulam bayang rindu, menggigil segigih-gigih tamsil

rumah terakhir martir, diboyong kepala-kepala hilang igauan

mimpi seolah batas dari cemas, kita hanya bagian dari adegan sebuah karma

di jalan-jalan menghitung nol, cinta yang getol, berujung lagu sumbang seorang penyair

yang menulis kekasih di koran pagi, mendapat honor setimpal, diberi tepuk tangan riuh

dari netizen, yang kadang menggerutu mendapati puisi jelek, puisi sampah, puisi jalanan

berkibar-kibar rima mengepang rambut raya, lelampu kota-kota, mencatat sudah berapa musim

setiap penyair hidup dan tumbuh dalam nama-nama ibu mereka, mengeja makna yang lepas

sengaja dilepaskan semata-mata terharu membaca melankoli sajakmu, seakan tak pernah hapus

masa lalu, menggambar petang, titik nol kematian, amsal bagi karma yang berulang-ulang lahir

dan tak cukup bergegas kita menyusun parade terakhir maut di jalan kota

: serupa musim-musim mencumbu bibir


banjarbaru, juli 2019

08 Jul 2019 17:21
256
Banjarbaru City, Kalimantan Selatan, Indonesia
4 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: