kemana kucari kau, puisi
segala malam sembunyi ke pelukanmu
demikian pula cinta banal yang pura-pura tertawa ketika kau tak ada
kota-kota berlalu sebagai bangkai
tak ada yang jatuh menjelma maut
selain parasmu mengekalkan jazirah tualang
kujelajah banyak sudut
pun perempatan yang terpejam dibuai hembus penghujan
kau tak di sana
atau barangkali tengah berkubur lelucon dari sebuah sajak yang baru sepotong dituliskan?
kucari kau ke tikungan
tapi kata-kata telanjur tugur
dan tak kutemukan bangkai tubuhmu
di antara kota yang berlalu sebagai ingatan paling lamur
ngungun menasab umur
Banjarbaru, pandemi 2020