Kutipan Puisi
MENIKMATI MATI RASA
Karya
terumbukata
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Mata yang lapar, sibuk bekerja di antara riuh suara kendaraan yang di tolak telinga. Suara saling bunuh di udara antara penjual koran yang kesiangan dan penjual buah di trotoar pasar. Sudah lama, aku belajar untuk memeluk siapa saja dengan kata-kata, tatapan mata, dan memberikan lebih banyak waktu kepada bibir untuk cuti bekerja.
Aku penyair yang gagal menyanyikan kau menjadi sebuah dendang cinta di selat terakhir sebuah arus air mata: kenangan. Hening, bergerak, dan bening: menyimpan keruh di kedalaman hati aku yang kau tinggali sejak lama dan kau tinggalkan saat mata aku membuka di pagi hari saat matahari masih mengembara sendiri di luasnya langit pagi.
Udara pagi menuntut mata aku basah dan di dada aku ada perasaan sesak yang membedah belah jantung aku. Sejak saat itu, waktu berjalan lebih lembut dari siput. Menyeberangi bara api yang segera membara di sekujur tubuh aku. Kau tinggal abu yang aku susun dari tubuh aku sendiri
Unduh teks untuk IG story